Akhir2 ini saya dan teman kelas saya semasa SMA lagi punya mainan baru, yaitu Whatsapp. Whatsapp ini adalah software untuk chatting, mirip seperti Blackberry Messenger. Hanya bedanya Whatsapp ini bisa digunakan di hampir semua jenis ponsel. Di Whatsapp ini juga bisa ngobrol lewat group sepertio di BBM.
Di whatsapp kami membahas segala hal yang menurut kami pantas untuk dibahas di depan orang lain. Mulai dari mulai cerita lucu dan unik semasa SMA, sampai hal2 ga penting yg tau2 jadi bahan pembicaraan.
Kebersamaan kami terasa dekat kembali setelah dua tahun lebih lulus dari SMA dan terpisah karena urusan kami masing2. Nostalgia tentang kejadian2 yg kami alami semasa SMA menjadi topik yg selalu hangat kami bahas di Whatsapp. Kadang lucu, kadang geli, kadang jijik, kadang malu, kadang senyum2 sendiri kalo ingat kenangan di masa SMA. Ga salah memang kalo ada yg bilang masa SMA adalah masa yg paling indah.
Tapi kemaren ada sesuatu agak yg aneh dengan whatsapp ini, ternyata selain bisa mendekatkan dgn teman2 kita, whatsapp juga bisa membuat kita semakin jauh. Kami mulai melibatkan emosi yang terlalu dalam dalam obrolan kami, sehingga obrolannya sepertinya terlalu emosional. Padahal awalnya group ini hanya untuk having fun dan menjalin silaturrahmi sesama anak Sodikin. Mungkin ada beberapa obrolan dari sebagian anggota group yg menurut anggota group lain kurang pantas bahkan menjurus kasar dan melecehkan. Sampai pada akhirnya momentnya berubah, yg awalnya untuk bersenang2 malah jadi moment yg kurang mengenakkan.
Entah ini cobaan untuk persahabatan atau apalah saya tidak tau, mungkin kedewasaan kami lagi menemui tempat bermainnya. Kedewasaan kami disini dituntut untuk menyelesaikan ini semua. Akhirnya saya berkesimpulan bahwa hati, rasa, pikiran, selera, apapun label abstrak yg melekat pada setiap manusia itu berbeda2, kita harus hargai itu..!!!
kutipan dari Chef Marinka yg saya ambil dari twitternya :
"Good jokes. everyone laughs. not some laugh while some hurt."
0 komentar:
Posting Komentar